Kamis, 11 Oktober 2012

Flavonoid Teh (katekin)



Flavonoid Teh

Jantung bukan satu-satunya bagian tubuh yang diuntungkan oleh flavonoid. Penelitian lain yang dipimpin oleh para peneliti Belanda, yang dinamakan Penelitian Zuthpen., menemukan bahwa flavonoid juga melindungi pembuluh darah. Dr. Sirving O. Keli mengikuti diet 552 pria paruh baya selama 15 tahun saat mengikuti jejak timbulnya stroke. Para pria dengan asupan flavonoid yang tinggi memiliki peluang stroke 73% lebih rendah dari pada pria yang mendapat asupan flavonoid yang rendah. Teh merupakan sumber flavanoid utama dari diet pria-pria ini.
Flavonoid, menurut Profesor Catherin Rice-Evans pada kelompok peneliti radikal bebas di Guy’s Hospital, London, bertindak sebagai antioksidan melalui empat mekanisme, yaitu:

1.   Agen pereduksi, melucuti radikal bebas

2.   Dengan memberikan molekul hidrogen untuk mencegah pembentukan radikal bebas

3.   Dengan menonaktifkan oksigen tunggal yang nantinya dapat bertindak sebagai radikal bebas  di dalam tubuh

4. Dengan sifat mengkhelat logam, yaitu dengan cara berikatan dengan logam yang dapat menghambat pembentukan radikal bebas (beberapa ion logam, termasuk besi dan tembaga, mendukung pembentukan radikal bebas. Agen pengkhelat, seperti flavonoid tertentu dan EDTA, mengikat beberapa ion dan mengurangi potensi bahaya yang dapat ditimbulkannya).

Penelitian profesor Rice-Evans telah menunjukkan bahwa flavonoid pada teh, yang memiliki keluarga ”katekin” dari flavonoid, pada jumlah yang sama mempunyai keampuhan sebagai antioksidan yang lebih baik daripada vitamin C, vitamin E, dan betakaroten. Tetapi harus dicatat bahwa flavonoid bekerja secara sinergis dengan vitamin C dan vitamin E. Hal ini sungguh merupakan penyakit ”the more the merrier” ketika menjadi antioksidan; sepertinya tidak terlalu banyak berbeda mengenai cara kerjanya menetralkan radikal bebas.

Profesor Rice-Evans juga menekuni aktivitas antioksidan polifenol dari berbagai jenis teh dengan sebuah pengujian laboratorium yang dinamakan ”throlox equivalent antioksidan activity measure”. (persamaan pengukuran aktivitas antioxidant throlox). Pengujian ini membandingkan kemampuan penangkapan radikal bebas yang dibicarakan dengan jumlah trolox yang sama, bentuk vitamin E yang larut dalam air. Pada pengujian antioksidan ini meliputi polifenol teh dan berbagai flavonoid lainnya. Polifenol teh berada pada puncak grafik. Epikatekin gallat, epigallokatekin gallat, asam galat, epikatekin, dan katekin semuanya semuanya berperingkat atau dekat dengan peringkat aktivitas antioksidan tertinggi.