Rabu, 26 Desember 2012

UJIAN AKHIR SEMESTER



UJIAN AKHIR SEMESTER
MATA KULIAH       : KIMIA BAHAN ALAM
1.      Jelaskan dalam jalur biosintesis triterpenoid, identifikasilah faktor-faktor penting yang sangat menentukan dihasilkannya triterpenoid dalam kuantitas yang banyak.
Jawab: 
Pada umumnya biosintesis terpenoid melalui jalur asam mevalonat, pertama reaksi antara asam asetat dengan enzim CoA-SH membentuk molekul asetil-koenzim A (asetil-CoA), lalu dilanjutkan dengan reaksi kondensasi dua molekul asetil-koenzim A (asetil-CoA) membentuk asetoasetil-CoA dengan katalis enzim asetil-CoA asetiltransferase (tiolase). Kemudian asetoasetil-CoA berkondensasi lagi dengan satu unit asetil-CoA lainnya membentuk molekul β-hidroksi-β-metilglutaril-CoA (HMG-CoA) dengan katalis enzim HMG-CoA sintase. Selanjutnya reaksi reduksi HMG-CoA oleh NADPH dengan katalis enzim HMG-CoA reduktase menghasilkan asam mevalonat. Selanjutnya asam mevalonat mengalami fosforilasi oleh ATP menjadi asam-5-pirofosfat-3-fosfomevalonat dengan bantuan enzim mevalonat kinase dan enzim fosfomevalonat kinase. Lalu asam-5-pirofosfat-3-fosfomevalonat mengalami dekarboksilasi menjadi isopentenilpirofosfat (IPP) dengan enzim pirofosfat mevalonat dekarboksilase, proses selanjutnya yaitu mengubah isopentenilpirofosfat (IPP) menjadi dimetilalilpirofosfat (DMAPP) dengan bantuan enzim IPP isomerase. IPP dan DMAPP berkondensasi secara berturut membentuk geranilpirofosfat (GPP) dengan bantuan enzim geranilpirofosfat sintase dan farnesilpirofosfat (FPP) dengan bantuan enzim farnesilpirofosfat sintase dan geranil-geranil pirofosfat (GGPP) dengan bantuan enzim geranil-geranil pirofosfat sintase. Selanjutnya berturut-turut menjadi monoterpena (10 C), seskuiterpena (15 C), dan diterpena (20 C). IPP bergabung dari kepala ke ekor dengan DMAPP. Penggabungan ini terjadi karena serangan elektron dari ikatan rangkap IPP terhadap atom karbon dari DMAPP yang kekurangan elektron diikuti oleh penyingkiran ion pirofosfat mengasilkan Geranil Pirofosfat (GPP) yaitu senyawa antara bagi semua senyawa monoterpenoida. Penggabungan selanjutnya antara satu unit IPP dan GPP dengan mekanisme yang sama menghasilkan Farnesil Pirofosfat (FPP) yang merupakan senyawa antara bagi semua senyawa seskuiterpenoida. Senyawa diterpenoida diturunkan dari Geranil – Geranil Pirofosfat (GGPP) yang berasal dari kondensasi antara satu uni IPP dan GPP dengan mekanisme yang sama.
Menurut saya faktor yang mempengaruhi dihasilkan triterpenoid yang banyak adalah sebagai berikut :
1.      Cukup atau tidaknya asam asetat dalam tumbuhan dalam pembentukan Asetoasetil Co-A serta keaktifan dari Co-A itu sendiri.
2.      Kondisi dari proses biosintesis yang sesuai (basa)
3.      Adanya serangan elektron yang kuat pada saat penggabungan kepala dan ekor.
        
2.       Jelaskan dalam penentuan struktur flavonoid, kekhasan signal dan intensitas serapan dengan menggunakan spektrum IR dan NMR. Berikan dengan contoh sekurang-kurangnya dua struktur yang berbeda.
Jawab:
Cara kerja spektrum IR berdasarkan adanya getaran molekul atom yang pada dasarnya tidaklah diam dan kekuatan getarannya tergantung kekuatan yang menghubungkan antara satu atom ke atom yang lain. Berikut ikatan-ikatan yang terdapat pada flavonoid. Ikatan rangkap C=C(aromatik) daerah serap diantara 1500-1600cm-1 dengan intensitas sedang sampai tajam. Ikatan rangkap C=O(keton) daerah serapan 1705-1725cm-1 dengan intensitas kuat dan tajam. Ikatan C-O (eter) daerah serapan 1000-1300cm-1 dengan intensitas lemah dan melebar. Ikatan C-H(aromatik) daerah serapan 3050-3150cm-1 dengan intensitas lemah dan tajam. Ikatan O-H(fenol) daerah serapan 3200-3500cm-1 dengan intensitas lebar atau lembah.
Contoh: spektrum IR kaempferol dan Quersetin



Cara kerja spektrum NMR berdasarkan pada penyerapan energi oleh partikel yang sedang berputar dalam medan magnet yang kuat. Kekhasan signal NMR, spektroskopi 1H-NMR memberikan informasi mengenai posisi H pada struktur senyawa sedangkan spektroskopi 13C-NMR memberikan informasi mengenai struktur karbon dalam sebuah molekul yang dapat dilihat dari geseran kimianya.
Contoh: spektrum NMR Quersetin dan kaempferol




3.      Dalam isolasi alkaloid, pada tahap awal dibutuhkan kondisi asam atau basa. Jelaskan dasar penggunaan reagen tersebut, dan berikan contohnya sekurang-kurangnya tiga macam alkaloid.
Jawab:
Tujuan menambahkan reagen asam atau basa adalah untuk mengaramkan alkaloid yang terkandung dalam sampel. Alkaloid bersifat basa yang mudah menguap, dengan menjadikannya suatu kristal garam dengan penambahan reagen asam supaya tidak mudah menguap. Karena garam sulit menguap. Reagen basa juga dapat menetralkan alkaloid dan membentuk basa bebasnya yang akan lebih mudah di jerap oleh pelarut organik yang digunakan.
Contohnya:
a.       Nikotin
b.      Kafein
c.       Morfin

4.      Jelaskan keterkaitan diantara biosintesis, metode isolasi dan penentuan struktur senyawa bahan alam . Berikan contohnya.
Jawab:
Biosintesis merupakan cara memeriksa mekanisme produksi suatu senyawa dalam organisme asalnya yang identik dengan mekanisme reaksi, dari mekanisme tersebut dapat diketahui pembentukkan suatu senyawa bahan alam dan jenis-jenis reaksi yang dialaminya serta bagaimana cara mendapatkan senyawa yang dihasilkan dalam jumlah yang banyak. Setelah diketahui  cara mendapatkan senyawa tersebut kemudian dilakukan isolasi. Metode isolasi digunakan untuk mengekstrak sampel/senyawa bahan alam dengan menggunakan pelarut tertentu, agar diperoleh ekstrak murni yang selanjutnya dapat ditentukan strukturnya. Penentuan struktur diperoleh dari hasil metode isolasi, hasil isolasi di analisis dengan kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis (KLT), kromatografi kolom atau PTLC, kemudian diperiksa dengan spektoskopi (IR, UV-VIS dan NMR), HPLC dan di analisis ikatan-ikatan yang muncul pada daerah serapan berdasarkan spektoskopinya sehingga diperoleh struktur dari suatu sampel yang diperiksa.
Salah satu contoh adalah alkaloid yang terdapat dalam daun sidaguri(Sida rhombifolia L.).  Ekstraksi dilakukan dengan  cara  maserasi  dimana  serbuk  daun  sidaguri (sida rhombifolia L.) serbanyak 1 kg dimaserasi  dengan  metanol (3 x 5L) pada  temperatur  kamar  dan disaring lalu pelarut diuapkan dari ekstrak metanol dengan rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak pekat metanol. Terhadap ekstrak metanol ini dilakukan partisi  cair-cair dengan n-heksana. Masing-masing ekstrak dipekatkan kembali dengan rotary evaporator sehingga diperoleh residu kering dan dilanjutkan dengan uji skrining fitokimia. Ekstrak metanol ditambahkan HCl 2M hingga mencapai pH 2 dan didiamkan selama 24jam, kemudian dicuci dengan dietil eter. Selanjutnya ditatambahkan NH4OH pekat sampai pH 9-10, diekstraksi dengan dietil ater dan ekstrak dietileter tersebut diuapkan pelarutnya sehingga diperoleh ekstrak pekat dietil eter. Kemudian dipisahkan dengan menggunakan kromatografi kolom untuk mendapatkan senyawa alkaloid.